Jakarta, 14 Oktober 2025 (cvtogel)— Beberapa hari terakhir, masyarakat di berbagai wilayah Indonesia mengeluhkan suhu udara yang terasa sangat panas dan menyengat. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) akhirnya mengungkap faktor utama di balik fenomena “suhu panas menggila” yang melanda sebagian besar wilayah Tanah Air.
Menurut BMKG, kondisi panas ekstrem ini bukan termasuk gelombang panas (heatwave) dalam arti meteorologi, melainkan fenomena tahunan akibat posisi semu matahari, langit yang cerah tanpa awan, serta kondisi musim pancaroba yang sedang berlangsung.
Penyebab Utama Suhu Panas Ekstrem
Dalam keterangan resminya, BMKG menjelaskan bahwa terdapat beberapa faktor yang berkontribusi terhadap tingginya suhu udara saat ini:
-
Gerak Semu Matahari ke Selatan
Saat ini, posisi semu matahari berada di sekitar selatan khatulistiwa. Akibatnya, wilayah Indonesia bagian selatan seperti Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara menerima paparan sinar matahari lebih langsung, sehingga suhu udara meningkat signifikan. -
Langit Cerah dan Minim Awan
Kondisi atmosfer yang kering dan langit cerah membuat radiasi matahari langsung menembus ke permukaan bumi tanpa banyak hambatan. Permukaan tanah yang menerima panas terus-menerus menjadikan udara di sekitarnya terasa lebih gerah. -
Musim Pancaroba (Transisi Kemarau ke Hujan)
Masa transisi ini ditandai dengan perubahan pola angin dan kelembapan udara. Siang hari biasanya sangat panas dan cerah, sedangkan sore hingga malam hari mulai berpotensi hujan lokal. Pola seperti ini menyebabkan fluktuasi suhu terasa lebih ekstrem. -
Radiasi Tinggi di Wilayah Daratan
Daratan, terutama area perkotaan dan perbukitan, cenderung menyerap panas lebih cepat dibanding wilayah pesisir. Karena itu, suhu di kota-kota besar terasa lebih tinggi daripada di daerah pesisir. -
Dampak Perubahan Iklim dan Pemanasan Global
BMKG juga menyoroti bahwa tren pemanasan global memperkuat kecenderungan munculnya suhu tinggi di berbagai wilayah Indonesia. Kenaikan suhu rata-rata global berdampak pada frekuensi dan intensitas cuaca panas ekstrem.
Bukan Gelombang Panas
BMKG menegaskan bahwa fenomena ini tidak bisa dikategorikan sebagai heatwave.
Gelombang panas memiliki definisi khusus, yaitu ketika suhu maksimum harian melebihi ambang batas tertentu secara terus-menerus selama beberapa hari di area yang luas. Sementara itu, panas di Indonesia saat ini lebih disebabkan oleh peningkatan radiasi harian akibat posisi matahari dan kondisi atmosfer.
“Fenomena ini bersifat musiman dan biasanya terjadi setiap tahun saat pancaroba. Jadi masyarakat tidak perlu panik, namun tetap perlu waspada terhadap dampak kesehatan,” ujar Deputi Klimatologi BMKG dalam pernyataan tertulisnya.
Kapan Suhu Akan Mereda?
BMKG memperkirakan suhu udara tinggi ini akan berangsur menurun seiring mulai masuknya musim hujan pada akhir Oktober hingga awal November 2025.
Ketika awan mulai terbentuk dan intensitas hujan meningkat, radiasi matahari akan lebih banyak dipantulkan atau diserap oleh awan, sehingga suhu udara menjadi lebih sejuk.
Tips dari BMKG untuk Menghadapi Cuaca Panas
Agar masyarakat tetap nyaman dan sehat selama cuaca panas ekstrem, BMKG menyarankan beberapa langkah berikut:
-
Hindari aktivitas berat di luar ruangan saat siang hari.
-
Gunakan pakaian longgar dan berwarna terang.
-
Gunakan topi, kacamata hitam, atau tabir surya bila beraktivitas di luar.
-
Perbanyak minum air putih untuk mencegah dehidrasi.
-
Pantau informasi cuaca dan indeks UV melalui aplikasi resmi BMKG.
Catatan Penting: Peringatan Dini dari Iklim Global
Fenomena suhu tinggi yang makin sering terjadi menjadi indikasi nyata dari perubahan iklim global. Pemanasan yang berlangsung terus-menerus dapat memperparah kondisi ekstrem di masa depan jika tidak diimbangi dengan langkah mitigasi lingkungan.
BMKG mengingatkan agar masyarakat dan pemerintah daerah lebih memperhatikan pengelolaan lingkungan, penghijauan kota, dan efisiensi energi sebagai langkah adaptasi terhadap tren suhu yang terus meningkat.