Jakarta (CVTOGEL) – Di tengah derasnya arus perdagangan bebas dan persaingan global yang semakin ketat, Indonesia dituntut untuk memperkuat daya saing nasional. Salah satu strategi yang kini semakin disorot adalah menjadikan standar produk dan jasa sebagai benteng utama dalam melindungi pasar domestik sekaligus mendukung industri nasional agar mampu menembus pasar internasional.
Menurut para pakar, standar bukan hanya sekadar aturan teknis, melainkan instrumen strategis. Melalui penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI) maupun standar internasional seperti ISO dan HACCP, pemerintah berharap industri dalam negeri bisa bersaing secara sehat sekaligus memberikan perlindungan bagi konsumen.
Standar Sebagai Filter dan Pelindung
Penerapan standar yang ketat dipandang mampu menjadi filter terhadap masuknya produk impor murah yang tidak memenuhi aspek kualitas, keamanan, maupun keberlanjutan lingkungan. Dengan demikian, produk lokal yang telah bersertifikat standar memiliki ruang lebih aman untuk berkembang.
“Standar ibarat pagar yang membedakan antara produk yang layak beredar dan yang tidak. Tanpa standar, pasar kita bisa dibanjiri barang murah berkualitas rendah yang merugikan konsumen sekaligus memukul industri dalam negeri,” ujar seorang pengamat industri.
Selain itu, standar juga berfungsi sebagai pelindung konsumen. Produk pangan, obat, alat kesehatan, hingga barang elektronik yang memenuhi standar, dinilai lebih aman digunakan sekaligus efisien.
Tantangan di Lapangan
Meski begitu, penerapan standar di Indonesia belum sepenuhnya berjalan mulus. Biaya sertifikasi yang dianggap tinggi, lemahnya pengawasan, serta rendahnya kesadaran masyarakat untuk memilih produk ber-SNI masih menjadi hambatan utama.
Banyak pelaku UMKM juga menghadapi kesulitan menyesuaikan diri dengan standar internasional. Hal ini menyebabkan produk mereka kalah bersaing, terutama ketika harus berhadapan dengan produk asing yang sudah lebih siap secara mutu.
“Masih ada gap besar antara regulasi dan praktik. Pengawasan di lapangan harus lebih tegas agar produk tanpa standar tidak lagi beredar,” tambahnya.
Jalan ke Depan
Pemerintah melalui Badan Standardisasi Nasional (BSN) terus mendorong penguatan infrastruktur mutu nasional, termasuk laboratorium uji, lembaga sertifikasi, dan akreditasi. Selain itu, harmonisasi antara SNI dan standar internasional juga gencar dilakukan untuk mempermudah akses ekspor produk Indonesia.
Langkah lain yang dianggap krusial adalah memberikan insentif bagi industri, khususnya UMKM, agar mampu menerapkan standar tanpa terbebani biaya tinggi. Di sisi lain, kampanye edukasi konsumen tentang pentingnya memilih produk ber-SNI juga dinilai penting untuk menumbuhkan kesadaran publik.
Harapan Baru
Dengan kombinasi regulasi yang kuat, dukungan pemerintah, serta kesadaran konsumen, standar diharapkan dapat benar-benar menjadi benteng pertahanan Indonesia. Bukan hanya untuk melindungi pasar domestik dari gempuran produk global, tetapi juga sebagai bekal agar produk Indonesia semakin percaya diri bersaing di kancah internasional.
“Standar adalah kunci daya saing. Tanpa standar, kita akan kalah di rumah sendiri. Dengan standar, kita bisa menjadi pemain besar di pasar global,” pungkasnya.