FOKUS PEMULIHAN: Mendikdasmen Beri Dukungan Psikososial Intensif Bagi Ratusan Siswa di Agam, Sumatera Barat

LUBUK BASUNG, SUMBAR (DELAPANTOTO) — Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Prof. Dr. Ir. Fajar Dwi Santoso, melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Agam, Sumatera Barat, yang baru-baru ini dilanda bencana banjir dan tanah longsor. Kunjungan ini berfokus pada misi kemanusiaan untuk memberikan dukungan psikososial (trauma healing) bagi ratusan siswa dan pelajar yang menjadi korban dan kini berada di posko pengungsian.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) menegaskan pentingnya pemulihan mental anak-anak agar mereka dapat kembali belajar dan beraktivitas normal.


I. Risiko Trauma Anak dan Kebutuhan Mendesak

Mendikdasmen Fajar Dwi Santoso menyoroti bahwa anak-anak adalah kelompok paling rentan mengalami trauma pasca-bencana, yang dapat berdampak serius pada perkembangan kognitif dan emosional mereka.

  • Tujuan Trauma Healing: Program trauma healing yang dibawa oleh tim Kemendikbud Ristek bertujuan untuk:

    • Mengembalikan Rasa Aman: Menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi anak-anak di tengah ketidakpastian.

    • Aktivitas Terapeutik: Melalui kegiatan bermain, menggambar, bernyanyi, dan bercerita, tim membantu anak-anak mengekspresikan ketakutan dan kesedihan mereka.

    • Melawan Kecemasan: Mengurangi gejala kecemasan dan stres pasca-bencana.

  • Prioritas Lanjutan: Mendikdasmen juga meninjau kerusakan fisik sekolah-sekolah yang terdampak longsor, memastikan adanya rencana cepat untuk mendirikan kelas darurat atau tenda belajar.

II. Penguatan Guru Lokal sebagai Agen Pemulihan

Selain intervensi langsung, Kemendikbud Ristek juga fokus pada pelatihan guru-guru di Agam.

  1. Pelatihan PFA: Guru-guru lokal diberikan pelatihan dasar mengenai Psychological First Aid (PFA) agar mereka mampu melanjutkan pendampingan psikososial setelah tim relawan pusat kembali.

  2. Keberlanjutan Pendidikan: Mendikdasmen menekankan bahwa meskipun dalam kondisi darurat, proses pendidikan harus terus berjalan. Belajar dan rutinitas sekolah dapat menjadi salah satu cara paling efektif untuk memulihkan trauma anak.

“Anak-anak kita di Agam telah mengalami pengalaman yang berat. Kita tidak boleh membiarkan trauma ini menghambat masa depan mereka. Kemendikbud Ristek hadir untuk memastikan bahwa senyum dan semangat belajar mereka harus segera pulih,” tegas Mendikdasmen Fajar Dwi Santoso.

Kunjungan ini merupakan sinyal kuat dari pemerintah bahwa pemulihan pendidikan dan kesehatan mental menjadi bagian tak terpisahkan dari fase tanggap darurat bencana.

Related Post