Emas Tembus Rekor Baru di Atas $4.100, Didukung Ketegangan Perdagangan dan Optimisme Pemangkasan Suku Bunga

Jakarta, 14 Oktober 2025 (cvtogel)— Harga emas dunia mencetak rekor tertinggi sepanjang masa setelah menembus level US$4.100 per troy ounce, didorong oleh meningkatnya kekhawatiran atas ketegangan perdagangan global dan ekspektasi kuat terhadap pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve Amerika Serikat (The Fed).

Menurut data perdagangan terbaru, harga spot emas sempat menyentuh level tertinggi intraday di US$4.116,77 per ounce, sebelum stabil di kisaran US$4.106,48. Sementara itu, kontrak berjangka emas untuk pengiriman Desember juga melonjak tajam di bursa COMEX, menandai kenaikan beruntun dalam beberapa sesi terakhir.


Pemicu Utama Kenaikan Harga

1. Optimisme Pemangkasan Suku Bunga AS

Pasar keuangan global kini memperkirakan bahwa The Fed akan segera memangkas suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin pada pertemuan bulan Oktober, dengan peluang pemangkasan lanjutan hingga akhir tahun.
Langkah tersebut memperkuat minat terhadap emas karena logam mulia tidak memberikan imbal hasil bunga, sehingga menjadi lebih menarik saat tingkat bunga menurun.

“Ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter membuat investor kembali ke aset safe haven seperti emas,” ujar analis komoditas dari FXStreet, dikutip dari The Economic Times.


2. Ketegangan Perdagangan AS–China

Ketegangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok kembali memanas setelah muncul ancaman tarif baru hingga 100% terhadap beberapa produk elektronik dan kendaraan listrik asal China.
Langkah ini memicu kekhawatiran terhadap prospek ekonomi global dan meningkatkan permintaan terhadap aset lindung nilai seperti emas.

Reuters melaporkan bahwa lonjakan harga emas juga sejalan dengan meningkatnya kekhawatiran geopolitik, termasuk ketidakpastian hubungan dagang lintas negara dan risiko inflasi impor.


3. Pembelian Besar oleh Bank Sentral dan ETF

Selain faktor makroekonomi, permintaan institusional turut menopang reli harga emas.
Data menunjukkan sejumlah bank sentral — termasuk Tiongkok, Turki, dan India — terus menambah cadangan emas mereka, sementara arus masuk ke Exchange-Traded Funds (ETF) berbasis emas juga meningkat signifikan sepanjang kuartal ini.


Waspadai Risiko Koreksi

Kendati momentum kenaikan masih kuat, sejumlah analis memperingatkan potensi koreksi jangka pendek.
Indikator teknikal seperti Relative Strength Index (RSI) kini berada di atas level 80, menandakan kondisi pasar yang “overbought”.

“Investor jangka pendek kemungkinan akan melakukan profit-taking setelah reli cepat ini,” kata analis teknikal dari Kitco Metals.

Selain itu, penguatan kembali dolar AS atau sinyal lebih hati-hati dari pejabat The Fed terkait waktu pemangkasan suku bunga dapat memberikan tekanan pada harga emas dalam waktu dekat.


Prospek ke Depan

Beberapa lembaga keuangan besar memperkirakan harga emas berpotensi mencapai US$5.000 per ounce pada 2026, terutama jika siklus pelonggaran moneter berlanjut dan ketidakpastian global tetap tinggi.

Investor kini menanti pidato pejabat Federal Reserve serta rilis data inflasi dan ketenagakerjaan AS yang akan menjadi penentu arah pasar dalam beberapa minggu mendatang.

Related Post