Batam, 7 Oktober 2025 (cvtogel alternatif)— Badan Pengusahaan Batam (BP Batam) menjalin kerja sama strategis dengan Singapura dalam dua sektor unggulan: energi baru terbarukan (EBT) dan pengembangan pusat data (data center). Kolaborasi ini diharapkan memperkuat posisi Batam sebagai hub ekonomi digital dan energi bersih di kawasan Asia Tenggara.
Fokus pada Energi Bersih dan Transformasi Digital
Kepala BP Batam mengungkapkan bahwa kerja sama ini merupakan langkah konkret dalam mendukung transisi energi sekaligus mempercepat transformasi digital nasional. Di bidang EBT, terdapat lima proposal proyek yang telah diajukan, dengan dua di antaranya menunjukkan keseriusan tinggi untuk segera direalisasikan.
Sementara itu, pengembangan pusat data menjadi prioritas karena potensinya besar dalam menarik investasi jangka panjang. “Sektor ini bernilai tinggi dan mendukung ekosistem digital lintas negara,” ujar pejabat BP Batam.
Salah satu wujud nyata kerja sama tersebut adalah penandatanganan amandemen perjanjian jual beli listrik antara PLN Batam dan Nongsa Digital Park (NDP). Melalui perjanjian ini, pasokan listrik bagi data center di kawasan ekonomi khusus (KEK) Nongsa akan sebagian besar bersumber dari energi baru terbarukan.
Investasi Raksasa dari Singapura
Dukungan kuat juga datang dari sektor finansial Singapura. Dua bank besar, DBS Bank dan United Overseas Bank (UOB), telah menyetujui fasilitas kredit senilai Rp 6,7 triliun (sekitar US$ 411 juta) untuk pembangunan kompleks pusat data di Nongsa Digital Park.
Proyek ini dijalankan oleh DayOne, pengembang pusat data asal Singapura, bekerja sama dengan Indonesia Investment Authority (INA) sebagai mitra lokal. Rencana pembangunan mencakup tiga pusat data dengan total kapasitas 72 megawatt, yang ditargetkan rampung pada akhir 2025. Jika terealisasi, proyek ini akan menyumbang sekitar 5 persen dari total kapasitas pusat data Indonesia pada 2029.
Didukung Infrastruktur Kabel Laut Nongsa–Changi
Untuk memperkuat konektivitas, telah disiapkan proyek kabel bawah laut Nongsa–Changi sepanjang 50 kilometer. Infrastruktur ini akan menghubungkan pusat data di Batam dan Singapura secara langsung melalui sistem data center to data center (DC-to-DC), menggunakan minimal 24 pasang serat optik.
Dengan sistem ini, Batam akan menjadi simpul penting dalam lalu lintas data internasional, sekaligus mempercepat pertukaran informasi lintas batas secara aman dan efisien.
Peluang Besar, Tantangan Tak Kecil
Meski menjanjikan, proyek besar ini juga menghadapi sejumlah tantangan. Pusat data membutuhkan pasokan listrik dan air dalam jumlah besar, sehingga kesiapan infrastruktur EBT menjadi krusial. Selain itu, meskipun investasi besar, sektor pusat data tidak menyerap tenaga kerja dalam jumlah masif.
Regulasi, insentif, keamanan data, serta keberlanjutan lingkungan juga menjadi faktor penting agar kolaborasi ini berjalan efektif dan memberikan manfaat ekonomi yang merata.
Batam Sebagai “Jembatan Digital” Regional
Kolaborasi ini menegaskan posisi Batam sebagai “jembatan digital” antara Indonesia dan Singapura. Letak geografis yang strategis, infrastruktur yang terus berkembang, serta dukungan kebijakan dari pemerintah menjadikan Batam magnet baru bagi investor teknologi dan energi.
Selain untuk pasar domestik, pusat data di Batam juga berpotensi menampung dan memproses data dari negara-negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia. Dengan dukungan energi bersih, Batam diharapkan menjadi model kawasan industri digital yang ramah lingkungan di Asia Tenggara.