Jakarta (cvtogel daftar) – Putri bungsu Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid, Inaya Wulandari Wahid, menggagas pameran bertajuk “Gus Dur dan Daisaku Ikeda untuk Kemanusiaan: Dialog Peradaban untuk Toleransi dan Perdamaian”. Pameran ini menghadirkan kembali warisan pemikiran Gus Dur dan tokoh humanis asal Jepang, Daisaku Ikeda, melalui medium seni dan literasi.
Kegiatan ini digelar oleh Yayasan Bani Abdurrahman Wahid bersama Soka Gakkai Indonesia untuk memperingati 15 tahun terbitnya buku “Dialog Peradaban”, yang merekam percakapan mendalam antara Gus Dur dan Ikeda. Pameran berlangsung di tiga lokasi, yakni Masjid Istiqlal Jakarta, Makara Art Centre Universitas Indonesia (UI), dan Pusat Kebudayaan Soka Gakkai Indonesia, mulai 1 Oktober hingga 4 Desember 2025.
Menurut Inaya, pesan yang termuat dalam dialog dua tokoh besar tersebut masih sangat relevan dengan kondisi global saat ini. “Isu-isu seperti pendirian rumah ibadah, pengusiran tempat ibadah, hingga konflik antaragama, masih kita hadapi hingga sekarang. Karena itu, gagasan Gus Dur dan Ikeda perlu terus dihidupkan,” ujarnya.
Selain menampilkan dokumentasi perjalanan intelektual dan persahabatan Gus Dur–Ikeda, pameran ini juga meluncurkan versi audio book “Dialog Peradaban”. Audiobook tersebut menyoroti tiga hal utama: isi perbincangan keduanya, keseharian mereka sebagai manusia biasa, serta pesan perdamaian yang diterjemahkan lewat karya seni.
Inaya menekankan bahwa baik Gus Dur maupun Ikeda bukanlah sosok yang “superhuman”, melainkan manusia biasa dengan kepedulian yang besar terhadap kemanusiaan. Pesan inilah yang ingin ia hadirkan agar publik dapat merasa dekat dan terhubung dengan gagasan mereka.
Pameran ini sekaligus menjadi ruang dialog budaya, agama, dan kemanusiaan lintas generasi. Melalui seni rupa, dokumentasi, dan literasi, pengunjung diajak merenungkan pentingnya toleransi, menghargai perbedaan, dan meneguhkan komitmen pada perdamaian.